Pemeriksaan
fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan
yang dialami oleh pasien. Bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehtan
pasien, menilai status perubahan pasien.
Palpasi
merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan, untuk menentukan
ketahanan, kekenyalan, kekerasan tekstur dan mobilitas. Palpasi membutuhkan
kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu hendaknya menggunakan permukaan palmar
jari, yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsistensi, bentuk
massa dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih
sensitive pada getaran. Sedangkan mengkaji tempratur hendaknya mengkaji
tempratur hendaknya menggunakan bagian belakang telapak tangan.
Auskultasi
merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh
Pemeriksaan
ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan umum dan pemeriksaan
kebidanan diantaranya yaitu palpasi dan
auskultasi abdomen
Tujuan dari palpasi abdominal adalah
untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak dan
presentasi, kontraksi rahim, Braxton-Hicks dan his. Cara palpasi abdominal yang
lazim digunakan adalah menurut Leopold.
Pemeriksaan palpasi menurut leopold
dilakukan dengan posisi ibu hamil berbaring terlentang dengan bahu dan kepala
sedikit tinggi (memakai bantal). Setelah ibu hamil dalam posisi terlentang,
dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak, jika berkontraksi harus ditunggu
sampai tidak berkontraksi. Dinding perut juga harus lemas, sehingga pemeriksaan
dapat dilakukan dengan teliti, untuk itu tungkai dapat ditekuk pada pangkal
paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita
tesebut, dengan maksud supaya dinding perut ibu hamil tidak tiba-tiba
berkontraksi, untuk itu sebelum palpasi kedua telapak tangan pemeriksa dapat
digosokkan terlebih dahulu baru kemudia pemeriksaan dilakukan Pemeriksaan palpasi leopold dibagi
menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke
arah muka ibu yang diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV pemeriksa
menghadap ke arah kaki ibu.
Tujuan dari pemeriksaan Leopold I
adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamialan.
Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus
uteri.
Pada pemeriksaan Leopold II,
ditentukan batas samping uterus, dapat pula ditentukan letak punggung janin
yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala.
Pada Leopold III, ditentukan bagian
apa yang berada di sebelah bawah. Dan pada Leopold IV, selain menentukan bagian
janin mana yang terletak dibawah, juga dapat menentukan bagian berapa bagian
dari kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul. Dari letak janin
ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan
dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi jantung janin terletak pada
tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat tersebut,
dapat diketahui: tinggi fundus uteri, letak janin, apakah bagian terendah janin
sudah masuk pintu atas panggul, letak punggung janin, bunyi jantung janin.
Teknik pelaksanaan palpasi abdominal
adalah sebagai berikut:
1)
Jelaskan
maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
2)
Ibu
dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk
mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
3) Leopold I s/d III, pemeriksa
melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap
kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga
menghadap ke kaki ibu.
v Leopold I
·
Kedua
telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus uteri.
·
Tentukan
tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
·
Rasakan
bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong).
v Leopold II
·
Kedua
telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan
umbilikus.
·
Tentukan
bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin
nantinya.
·
Tentukan
bagian-bagian kecil janin.
v Leopold III
·
Pemeriksaan
ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman bagi pasien.
·
Bagian
terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
·
Ditentukan
apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami
enggagement atau belum.
v Leopold IV
·
Pemeriksa
mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah kiri pasien.
·
Kedua
telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
·
Digunakan
untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.
Auskultasi
pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut jantung
janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat
funanduskop pada usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan
stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu. Denyut jantung janin
dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi
bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini
merupakan tanda bayi mengalami fetal distress. Ketika partus
sebaiknya didengar selama satu menit penuh.
Teknik
pelaksanaan auskultasi adalah sebagai berikut:
v Auskultasi denyut jantung janin
dengan menggunakan funandoskop.
v Denyut jantung janin terdengar
paling keras di daerah punggung janin
(
puntum maksimum bagian bawah).
v Denyut jantung janin dhitung salama
satu menit penuh.
v Frekuensi denyut jantung janin
normal 120-160 x/menit.
No comments:
Post a Comment