Saturday, June 8, 2013

Palpasi dan Auskultasi Abdomen Ibu Hamil


Pemeriksaan fisik merupakan salah satu cara untuk mengetahui gejala atau masalah kesehatan yang dialami oleh pasien. Bertujuan untuk mengumpulkan data tentang kesehtan pasien, menilai status perubahan pasien.
Palpasi merupakan pemeriksaan dengan indra peraba, yaitu tangan, untuk menentukan ketahanan, kekenyalan, kekerasan tekstur dan mobilitas. Palpasi membutuhkan kelembutan dan sensitivitas. Untuk itu hendaknya menggunakan permukaan palmar jari, yang dapat digunakan untuk mengkaji posisi, tekstur, konsistensi, bentuk massa dan pulsasi. Pada telapak tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitive pada getaran. Sedangkan mengkaji tempratur hendaknya mengkaji tempratur hendaknya menggunakan bagian belakang telapak tangan.
Auskultasi merupakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh
Pemeriksaan ibu hamil dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan umum dan pemeriksaan kebidanan  diantaranya yaitu palpasi dan auskultasi abdomen
Tujuan dari palpasi abdominal adalah untuk menentukan besar dan konsistensi rahim, bagian-bagian janin, letak dan presentasi, kontraksi rahim, Braxton-Hicks dan his. Cara palpasi abdominal yang lazim digunakan adalah menurut Leopold.
Pemeriksaan palpasi menurut leopold dilakukan dengan posisi ibu hamil berbaring terlentang dengan bahu dan kepala sedikit tinggi (memakai bantal). Setelah ibu hamil dalam posisi terlentang, dilihat apakah uterus berkontraksi atau tidak, jika berkontraksi harus ditunggu sampai tidak berkontraksi. Dinding perut juga harus lemas, sehingga pemeriksaan dapat dilakukan dengan teliti, untuk itu tungkai dapat ditekuk pada pangkal paha dan lutut. Suhu tangan pemeriksa hendaknya disesuaikan dengan wanita tesebut, dengan maksud supaya dinding perut ibu hamil tidak tiba-tiba berkontraksi, untuk itu sebelum palpasi kedua telapak tangan pemeriksa dapat digosokkan terlebih dahulu baru kemudia pemeriksaan dilakukan Pemeriksaan palpasi leopold dibagi menjadi empat tahap. Pada pemeriksaan Leopold I,II,III, pemeriksa menghadap ke arah muka ibu yang diperiksa dan pada pemeriksaan Leopold IV pemeriksa menghadap ke arah kaki ibu.
Tujuan dari pemeriksaan Leopold I adalah untuk menentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan umur kehamialan. Selain itu, dapat juga ditentukan bagian janin mana yang terletak pada fundus uteri.
Pada pemeriksaan Leopold II, ditentukan batas samping uterus, dapat pula ditentukan letak punggung janin yang membujur dari atas ke bawah menghubungkan bokong dengan kepala.
Pada Leopold III, ditentukan bagian apa yang berada di sebelah bawah. Dan pada Leopold IV, selain menentukan bagian janin mana yang terletak dibawah, juga dapat menentukan bagian berapa bagian dari kepala janin yang telah masuk dalam pintu atas panggul. Dari letak janin ini dapat didengarkan bunyi jantung janin di tempat tertentu, disesuaikan dengan sikap janin. Pada sikap defleksi bunyi jantung janin terletak pada tempat bagian-bagian kecil janin berada. Dengan pemeriksaan singkat tersebut, dapat diketahui: tinggi fundus uteri, letak janin, apakah bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul, letak punggung janin, bunyi jantung janin.

Teknik pelaksanaan palpasi abdominal adalah sebagai berikut:
1)      Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan pada ibu.
2)      Ibu dipersilahkan berbaring terlentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi kontraksi otot dinding abdomen.
3)      Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik arah sehingga menghadap ke kaki ibu.

v  Leopold I
·         Kedua telapak tangan pemeriksa diletakan pada puncak fundus uteri.
·         Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.
·         Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus (bokong atau kepala atau kosong).

v  Leopold II
·         Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri dan kanan umbilikus.
·         Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut jantung janin nantinya.
·         Tentukan bagian-bagian kecil janin.


v  Leopold III
·         Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak nyaman bagi pasien.
·         Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.
·         Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah mengalami enggagement atau belum.

v  Leopold IV
·         Pemeriksa mengubah posisinya sehingga menghadap ke arah kiri pasien.
·         Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
·         Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.


Auskultasi pada pemeriksaan abdomen ibu hamil dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan menggunakan alat funanduskop pada usia kehamilan 12 minggu. Dan dapat didengarkan menggunakan stetoskop Laennec pada usia kehamilan 18-20 minggu. Denyut jantung janin dikatakan normal bila berkisar antara 120-160x/menit, dan dikatakan takikardi bila lebih dari 160x/menit dan brakikardi bila kurang dari 120x/menit dan ini merupakan tanda bayi  mengalami fetal distress. Ketika partus sebaiknya didengar selama satu menit penuh.

Teknik pelaksanaan auskultasi adalah sebagai berikut:
v  Auskultasi denyut jantung janin dengan menggunakan funandoskop.
v  Denyut jantung janin terdengar paling keras di daerah punggung janin
( puntum maksimum bagian bawah).
v  Denyut jantung janin dhitung salama satu menit penuh.
v  Frekuensi denyut jantung janin normal 120-160 x/menit.

No comments:

Post a Comment