2.1
Pengertian
Kelas Ibu Hamil
Kelas
ibu hamil merupakan sarana untuk belajar bersama tentang kesehatan bagi ibu
hamil, dalam bentuk tatap muka dalam kelompok yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai kehamilan, persalinan, perawatan
nifas dan perawatan bayi baru lahir, mitos, penyakit menular dan akte kelahiran
(Depkes RI, 2009).
Kelas
ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 20
minggu s/d 32 minggu dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Di kelas ini ibu
hamil akan belajar bersama, diskusi dan tukar pengalaman tentang kesehatan ibu
dan anak secara menyeluruh dan sistematis serta dapat dilaksanakan secara
terjadwal dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).
2.2
Tujuan
Kelas Ibu Hamil
2.2.1 Tujuan
Umum
Meningkatkan
pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan,
perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan,
perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran
(Depkes RI, 2009).
2.2.2 Tujuan
Khusus
2.2.2.1 Terjadinya
interaksi dan berbagi pengalaman antar peserta (ibu hamil dengan ibu hamil) dan
antar ibu hamil dengan petugas kesehatan/bidan tentang kehamilan, perubahan
tubuh dan keluhan selama kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, Perawatan
Nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat
istiadat setempat, penyakit menular dan akte kelahiran.
2.2.2.2 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan selama kehamilan.
2.2.2.3 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan kehamilan.
2.2.2.4 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang persalinan.
2.2.2.5 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang perawatan nifas.
2.2.2.6 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang KB pasca salin.
2.2.2.7 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan prilaku ibu hamil tentang perawatan bayi baru lahir.
2.2.2.8 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang mitos/ keprcayaan/ adat
istiadat setempat yang berkaitan dengan kesehatan ibu hamil dan anak.
2.2.2.9 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang penyakit menular (IMS,
informasi dasar HIV-AIDS dan pencegahan dan penanganan malaria pada ibu hamil).
2.2.2.10 Meningkatkan
pemahaman, sikap dan perilaku ibu hamil tentang akte kelahiran.
2.3
Keuntungan
Kelas Ibu Hamil
2.3.1
Materi diberikan secara menyeluruh
dan terencana sesuai dengan pedoman kelas ibu hamil yang memuat mengenai
kehamilan, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, perawatan bayi
baru lahir, mitos, penyakit menular seksual dan akte kelahiran.
2.3.2
Penyampaian materi lebih
komprehensif karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi.
2.3.3
Dapat mendatangkan tenaga ahli untuk
memberikan penjelasan mengenai topik tertentu.
2.3.4
Waktu pembahasan materi menjadi
efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik.
2.3.5
Ada interaksi antara petugas
kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan.
2.3.6
Dilaksanakan secara berkala dan
berkesinambungan.
2.3.7
Dilakukan evaluasi terhadap petugas
kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat
meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.
2.4
Sasaran Kelas Ibu Hamil
Peserta
kelas ibu hamil sebaiknya ibu hamil pada umur kehamilan 20 s/d 32 minggu,
karena pada umur kehamilan ini kondisi ibu sudah kuat, tidak takut terjadi
keguguran, efektif untuk melakukan senam hamil. Jumlah peserta kelas ibu hamil
maksimal sebanyak 10 orang setiap kelas. Suami/keluarga ikut serta minimal 1
kali pertemuan sehingga dapat mengikuti berbagai materi yang penting, misalnya
materi tentang persiapan persalinan atau materi yang lainnya (Depkes RI, 2009).
2.5 Langkah Pendidikan di
Kelas Ibu Hamil
Dalam
memberikan pendidikan pada ibu hamil tersebut dilakukan langkah-langkah dari
mulai persiapan sampai pelaksanaan pembelajaran kelas ibu hamil Depkes &
JICA (2008) antara lain sebagai berikut:
2.5.1
Melakukan identifikasi
terhadap ibu hamil yang ada di wilayah kerja. Ini dimaksudkan untuk mengetahui
berapa jumlah ibu hamil dan umur kehamilannya sehingga dapat menentukan jumlah
peserta setiap kelas ibu hamil dan berapa kelas yang akan dikembangkan dalam
kurun waktu tertentu misalnya selama satu tahun.
2.5.2
Mempersiapkan tempat
dan sarana pelaksanaan kelas ibu hamil, misalnya tempat di puskesmas atau
polindes, kantor desa/balai pertemuan, posyandu atau di rumah salah seorang
warga masyarakat. Sarana belajar menggunakan kursi, tikar, karpet, VCD player
dan lain-lain jika tersedia.
2.5.3
Mempersiapkan materi,
alat bantu penyuluhan dan jadwal pelaksanaan kelas ibu hamil serta mempelajari
materi yang akan disampaikan.
2.5.4
Persiapan peserta kelas
ibu hamil, mengundang ibu hamil umur antara 20 sampai 32 minggu.
2.5.5
Siapkan tim pelaksana
kelas ibu hamil yaitu siapa saja fasilitatornya dan nara sumber jika
diperlukan.
2.5.6
Membuat rencana
pelaksanan kegiatan.
2.5.7
Akhir pertemuan
dilakukan senam ibu hamil, sebagai kegiatan/materi ekstra.
2.5.8
Menentukan waktu
pertemuan, yang disesuaikan dengan kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi
atau sore hari dengan lama waktu pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20
menit.
2.6 Materi
pada Kelas Ibu Hamil
Pertemuan
kelas ibu hamil dilakukan 3 kali pertemuan selama hamil. Pada setiap pertemuan
materi kelas ibu hamil yang akan disampaikan disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi ibu hamil. Pada setiap akhir pertemuan dilakukan senam hamil. Senam
hamil ini merupakan kegiatan/materi ekstra di kelas ibu hamil, diharapkan dapat
dipraktekan setelah sampai di rumah. Waktu pertemuan disesuaikan dengan
kesiapan ibu-ibu, bisa dilakukan pada pagi atau sore hari dengan lama waktu
pertemuan 120 menit termasuk senam hamil 15-20 menit (Depkes RI, 2009).
2.6.1
Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan
Ke-1
2.6.1.1
Kehamilan, perubahan tubuh dan
keluhan
1)
Apa kehamilan itu?
2)
Perubahan tubuh ibu selama kehamilan.
3)
Keluhan umum saat hamil dan cara mengatasinya
(kram kaki, wasir dan nyeri pinggang).
4)
Apa saja yang perlu dilakukan ibu
hamil.
5)
Pengaturan gizi termasuk pemberian
tablet tambah darah untuk penanggulangan anemia.
2.6.1.2
Perawatan kehamilan
1)
Kesiapan psikologis menghadapi
kehamilan.
2)
Hubungan suami istri selama
kehamilan.
3)
Obat yang boleh dan tidak boleh
dikonsumsi ibu hamil.
4)
Tanda-tanda bahaya kehamilan.
5)
Perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K).
2.6.2
Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan
Ke-2
2.6.2.1
Persalinan
1)
Tanda-tanda persalinan.
2)
Tanda bahaya persalinan.
3)
Proses persalinan.
4)
IMD (Inisiasi Menyusu Dini).
2.6.2.2
Perawatan nifas
1)
Apa yang dilakukan ibu nifas agar
dapat menyusui ASI ekslusif?
2)
Bagaimana menjaga kesehatan ibu
nifas?
3)
Tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu
nifas.
4)
KB pasca persalinan.
2.6.3
Materi Kelas Ibu Hamil Pertemuan
Ke-3
2.6.3.1
Perawatan bayi
1)
Perawatan bayi baru lahir (BBL).
2)
Pemberian K1 injeksi pada BBL.
3)
Tanda bahaya bayi baru lahir (BBL).
4)
Pengamatan perkembangan bayi/anak.
5)
Pemberian imunisasi pada BBL.
2.6.3.2
Mitos
Penggalian
dan penelusuran mitos yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak.
2.6.3.3
Penyakit menular
1)
Infeksi menular seksual (IMS).
2)
Informasi dasar HIV/AIDS.
3)
Pencegahan dan penanganan malaria
pada ibu hamil.
2.6.3.4
Akte kelahiran
1)
Pentingnya akte kelahiran.
2.7 Analisis
Dalam
menjalankan perannya, ibu hamil membutuhkan pengetahuan yang baik tentang
kesehatan ibu dan anak, salah satunya melalui pendidikan ibu hamil. Dengan
adanya kelas ibu hamil ini yang merupakan sarana untuk belajar bersama tentang
kesehatan bagi ibu hamil dalam bentuk tatap muka dan kelompok, maka dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan ibu-ibu
dan keluarga mengenai perawatan kehamilan, persalinan, nifas, penyakit dan
komplikasi saat hamil, bersalin dan nifas, perawatan bayi baru lahir, dan senam
hamil dengan menggunakan buku KIA.
Kelas
hamil ini memang memiliki banyak keuntungan, baik bagi ibu maupun tenaga
kesehatan. Karena melalui kegiatan ini, tidak hanya sekedar menyampaikan
materi-materi saja kepada ibu hamil, tetapi juga menciptakan interaksi dan
berbagi pengalaman antar ibu hamil maupun antara ibu hamil dengan tenaga
kesehatan mengenai kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama kehamilan,
perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan,
perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit
menular dan akte kelahiran.
Sehingga
setelah ibu hamil mendapatkan pengetahuan-pengetahuan dan
keterampilan-keterampilan (perawatan kehamilan, persalinan, nifas, penyakit dan
komplikasi saat hamil, bersalin dan nifas, perawatan bayi baru lahir, dan senam
hamil) maka akan berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil tersebut yaitu adanya perubahan
perilaku ibu hamil dan keluarga sehingga dapat meningkatkan cakupan pelayanan
kesehatan bagi ibu hamil. yang akhirnya dapat berkontribusi terhadap upaya
penurunan AKI dan AKB.
Keikutsertaan
suami / keluarga dalam kegiatan pelaksanaan kelas ibu hamil dapat memberikan
manfaat juga pada ibu hamil. Misalnya, ibu hamil bisa mendapatkan perhatian
dari suami/ keluarga sehingga ibu hamil
secara psikologis tidak merasa sendirian karena suami/ keluarga sudah
memberikan perhatian dan dukungan yang akan berdampak juga pada kesehatan ibu
hamil tersebut.
Selain
itu ibu dan keluarganya dapat mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi
dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan dana kegawatdaruratan,
komunikasi, transportasi, donor darah). Jika setiap ibu hamil sudah
mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa
tidak akan terbuang ntuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor
darah dan sebagainya. Dan dapat membantu setiap ibu hamil dan keluarganya
membuat perencanaan persalinan yang meliputi petugas kesehatan yang terampil,
tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil, dan perlengkapan
esensial untuk ibu dan bayi.
Adanya
kelas ibu hamil ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang
kehamilan khususnya pada primigravida yang baru pertama kali mengalami kehamilan.
Tentunya pada masa kehamilan mengalami berbagai perubahan fisik maupun
psikologi yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada ibu hamil, sehingga
dengan adanya kelas ibu hamil ini maka ibu hamil yang mengalami berbagai macam
perubahan akan merasa nyaman dengan kehamilannya dan tidak merasa cemas.
makasih atas info.y
ReplyDeletein sngat membantu....
trimaksih infonya
Deletehttp://yvc-i-gc012.blogspot.co.id/