Salah satu faktor resiko terjadinya pre-eklapsia adalah interval
persalinan. Semakin panjang interval persalinan, maka akan semakin meningkatkan
resiko terjadinya pre-eklampsia menurut Menurut Conde-Agudelo dan Belizan (2002) disebutkan juga oleh Zhu et al (2001) hal ini dikarenakan interval
kehamilan yang pendek akan menyebabkan pengembalian nutrisi ibu yang belum cukup
dan akan mengurangi pertumbuhan bayi. Bila interval kehamilan terlalu panjang,
kemampuan uterus untuk memberikan fasilitas guna pertumbuhan janin
berangsur-angsur menurun sehingga uterus mempunyai kondisi fisiologi yang sama
pada waktu primigravida. Sementara pre eklamsi lebih banyak dialami oleh mereka
yang baru hamil pertama kali (Epigee, 2005).
Menurut Obstetri William (2005 :
163 – 164) kondisi
uterus pada primigravida itu menyebabkan gangguan terhadap pembentukan
plasenta, dikarenakan pembentukan antibodi penghambat (bloking antibodies) terhadap tempat-tempat antigenik, Sehingga
kondisi plasenta terganggu dan mengakibatkan penurunan perfusi uteroplasenta
dan mengakibatkan aktifasi endotel. Aktifasi endotel menyebabkan kebocoran
kapiler da vasospasme. Sedangkan, kebocoran
kapiler menyebabkan edema, hemokonsentrasi, dan proteinuria. Vasospasme
menyebabkan hipertensi iskemia dan kejang yang akhirnya menyebabkan terjadinya
pre eklampsia.
No comments:
Post a Comment